Senyum natural :D
Hemm,
, kita sudah lama belajar, namun seringkali kita tidak peka untuk belajar pada
hal-hal kecil di sekitar kita. Kita mungkin sering mendengar ungkapan tentang betapa
pentingnya belajar. Belajar hingga ke negeri china, atau belajarlah walau itu
dari mulut harimau sekalipun. Namun kali ini kita tidak akan belajar di china
atau mengambil pelajaran dari mulut seekor harimau. Kita akan belajar sedikit
dari keunikan suatu makhluk yang dijuluki manusia. Yansen sapanya, teman
sekelas saya saat ini di Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang. Dia
bukan seorang ilmuan yang meneliti dan menghasilkan ribuan penemuan, ataukah
seorang petualang yang menjelajahi dunia sehingga melek pengalaman dan
pengetahuan yang didapatnya. Dia hanya mahasiswa biasa yang memiliki
keunikannya tersendiri. Sungguh, pribadinya begitu unik, entah sejak kapan
keunikannya ini muncul, yang pasti saat ini kami begitu menikmatinya. Keunikan
dirinya terletak pada senyumnya .
Dia menjadi terkenal di kampus karena
senyumnya ini. Bahkan senior menciptakan sorakan untuknya, saat disebut namanya
kita semua harus serentak menjawab “ TETAP SENYUM SENIOR”. Entah bagaimana
orang lain menilai atau memandang senyumnya itu, maniskah ?, khaskah ?, anehkah
?, namun aku memiliki pandangan lain akan senyumnya. Aku sempat tidak enak hati
ikut tertawa karena julukan “senyum terus-menerus” seperti melekat di dirinya,
orang-orang mungkin menyadari bahwa Yansen selalu tersenyum yang hampir mirip
tertawa padahal tidak ada sesuatu yang mendasarinya. Mungkin saja Yansen
memiliki sesuatu tersendiri untuk dia senyumi atau tertawakan di benaknya, yang
kita tidak tahu akan hal itu. Sehingga senyumnya itu terus melekat, merekah,
tak peduli situasi apapun, dia hanya terus tersenyum dengan indahnya. Dan Aku
melihat pelajaran berharga dari keunikannya ini, tentu tentang betapa mulianya
senyum .
Kita
yang muslim tentu pernah mendengar tentang keutamaan senyum. Senyum adalah
sedekah, kita mungkin sudah tahu sejak dulu. Namun orang yang kita belajar
padanya ini adalah seorang kristiani, entah apakah di agamanya juga terdapat
keutamaan senyum, namun yang pasti dia mengajak kita untuk menebar senyum.
Senyum yang tulus, ikhlas, tanpa memandang siapa yang kita beri “sedekah” .
Bahkan saat suasana hati kita sedang kacau, sedih, atau marah sekalipun. Pernah
suatu ketika kita semua sedang berdebat tentang suatu hal, lalu kemudian Yansen
datang mengungkapkan pemikirannya sambil terus tersenyum, hal itu membuat saya
ikut tersenyum sambil sedikit menahan tertawa, suasana yang tadinya tegang
seketika mencair. Sekali lagi senyumnya meneduhkan kami semua.
Kita dapat belajar darinya bahwa
senyum yang kita tebar harus senatural mungkin, tanpa niatan aneh apapun,
spontan dari hati yang menggerakkan bibir agak melebar naik, mulut agak terbuka,
tak peduli gigi kita bagus atau tidak, agar orang-orang disekitar kita yang
melihatnya dapat teduh, tenang kembali.
Eh, terakhir foto di atas itu
hanya kebetulan saja dia tersenyum, aku mengambil foto ini agar sinkron dengan
pembahasan saya, hehehe, entah kenapa jika berpose di depan kamera dia urung
untuk melihatkan senyum manisnya, eh manisnya salah ucap :D .
0 komentar: