Ini jalan, sungai atau danau ?
Pertanyaan
ini terus hadir di pikiranku sepanjang perjalanan maros-makassar, bukannya
mengejek namun ini adalah tamparan bagi kita semua, tidak hanya pemerintah,
kementerian PU, tapi kita semua akan buruknya system irigasi di kota kita. Perjalanan
yang biasa kutempuh hanya dalam setengah jam berubah menjadi hampir sejam
bahkan sejam lebih jika hujan deras yang lebih layak disebut badai menghantam
kota. Keterlambatan waktu tempuh ini disebabkan beberapa hal terkait buruknya sistem
tata kota, sistem irigasi, maupun perencanaan jalan. Aku mencatat setidaknya
terdapat lebih dari lima titik genangan
air sepanjang poros Makassar-maros, ini yang menyebabkan kemacetan yang cukup
parah disepanjang jalan, tadinya kupikir jalanan akan plong karena hujan namun
ternyata aku salah, pemuda yang biasanya anti alias malu pake jas hujan jadi
singgah untuk berteduh ternyata berpikiran lain, mereka jadi nekat ikut-ikutan
basah karena tahu kalau hujan saat ini tidak bisa diperkirakan kapan
berhentinya, walhasil jalan jadi padat luar biasa. Jika bisa lolos disatu kemacetan
kita akan bertemu kemacetan selanjutnya di titik genangan air, karena
mobil-mobil ragu untuk menerobos genangan itu maka kemacetan tak dapat
terhindarkan, genangan itu sangat dalam di pinggir jalan dan semakin ketengah
akan semakin dangkal, terkadang ada beberapa kendaraan yang nekad menerobos
genangan yang berada dipinggir, ada yang berhasil lolos, namun beberapa ada
pula yang ketiban sial motornya mogok.
Aku
melihat ada beberapa hal yang membuat jalan ini nampak buruk saat hujan, tentu
bukan hujannya yang salah, karena hujan adalah rahmat. Pertama, aku melihat banyak irigasi yang tertimbun, sama sekali tidak
meninggalkan bekas, saluran yang semestinya berfungsi menampung lalu meneruskan
air ke tempat yang lebih rendah menjadi hilang dan tak termanfaatkan, tentu ini
akan berdampak buruk bagi jalan. Bahkan ada bekas saluran irigasi yang
dibanguni ruko atau tempat berjualan, maka air yang semestinya dapat keluar
dari jalan menjadi tergenang bak danau, sebagian lagi seperti sungai karena
mengalir disebabkan karena jalan yang menurun. Kedua, aku menyaksikan banyak irigasi yang dipenuhi sampah, tidak
menutup kemungkinan terjadi penyumbatan di sana-sini, banyak pedagang yang
tidak memperhatikan kebersihannya, belum lagi pengguna jalan yang seenak
udelnya buang tisu, kaleng minuman, bungkusan-bungkusan makanan dan lain-lain
yang menyebabkan banyaknya sampah yang berserakan, pernah suatu waktu sampah
itu menumpuk dan menggenang di jalan. Ketiga,
aku menyaksikan buruknya perencanaan pembatas jalan, terdapat jalan yang lain
dari pada yang lain, jalan ini tergenang oleh air namun bukannya yang
dipinggirnya yang dalam, melainkan ditengahnya, ini disebabkan karena jalan itu
miring, air seharusnya dapat menyebrangi jalan menuju ke arah yang lebih rendah
namun terhalang oleh pembatas jalan, akibatnya airnya menggenang di tengah
jalan, akibat yang lainnya tahukan ?, yups macet karena kendaraan berfokus pada
jalan yang dipinggir untuk menghindari genangan.
Karena
tulisan ini bukan sekedar tulisan yang ingin dibaca namun harus dibaca makanya
agak sedikit pedas, tidak hanya kepada pemerintah, bagian tata kota, ataupun
kementrian PU, namun juga kepada seluruh pedagang pinggir jalan dan pengguna
jalan untuk bersama-sama menyikapi hal ini. Bukan tak mungkin jika hal ini
terus dibiarkan jalan yang kita lalui hampir setiap harinya akan berubah
menjadi danau ataupun sungai . Sangat merugikan sekaligus aneh bukan ?
Lebih dekat dengan penulis
Nama : M. Muinul Haq
TTL : Maros, 16 juli 1994
Riwayat Pendidikan :
• MI Darul Istiqamah Maros
• SMPN 1 Mandai Maros
• SMAN 1 Maros
• Politeknik Negeri UPG – Teknik Sipil
Riwayat Organisasi :
• Pramuka MI Darul Istiqamah
• Pengurus OSIS, Ketua ROHIS, Ketua PMR SMPN 1 Mandai Maros
• Pengurus OSIS, SGC, Ikramullah SMAN 1 Maros
• Muslim Cerdas(MuDas), KAMMI, LDK Humaniora Motto Hidup : “ Ukir masa depanmu sejak dini, tata mimpi-mimpimu, dan bersemangatlah meraihnya, dan jika suatu saat kau tersendat, ingatlah bahwa Allah bersamamu”
Cita-cita : Kontraktor Muslim – Direktur Utama dan Founder PT. Built IT
TTL : Maros, 16 juli 1994
Riwayat Pendidikan :
• MI Darul Istiqamah Maros
• SMPN 1 Mandai Maros
• SMAN 1 Maros
• Politeknik Negeri UPG – Teknik Sipil
Riwayat Organisasi :
• Pramuka MI Darul Istiqamah
• Pengurus OSIS, Ketua ROHIS, Ketua PMR SMPN 1 Mandai Maros
• Pengurus OSIS, SGC, Ikramullah SMAN 1 Maros
• Muslim Cerdas(MuDas), KAMMI, LDK Humaniora Motto Hidup : “ Ukir masa depanmu sejak dini, tata mimpi-mimpimu, dan bersemangatlah meraihnya, dan jika suatu saat kau tersendat, ingatlah bahwa Allah bersamamu”
Cita-cita : Kontraktor Muslim – Direktur Utama dan Founder PT. Built IT
0 komentar: