Ganti Background Win 8

Sudah jamannya windows 8 gan. Nggak urus dengan mereka yang mencibirnya. Kamu bosan dengan start menu yang itu-itu saja. Kaku dan membosankan. Kini hadir aplikasi agar background start win 8 kalian jadi lebih hidup dan menarik. Coba sekarang juga. 
CLICK HERE TO DOWNLOAD

0 komentar:

Lembaga Bimbingan Belajar Terbarukan


Al-Hikmah Learning Center
hadir di tengah maraknya bimbingan belajar yang tidak berorientasi pada masa depan anak didiknya(future oriented).
Kami hadir dengan inovasi future oriented. 
- Belajar tanpa tekanan
- Konsep belajar yg ringan, mudah dicerna.
- Mengolaborasikan materi dengan contoh konkret.
- Diselingi dengan motivasi para pengajar.
- Ada suplai tambahan bagi anda yang lemah dalam ingatan
- Vitamin tambahan bagi anda yang sulit dalam berinteraksi.


Temukan kami di facebook Al-Hikmah Learning Center

Untuk info lebih lanjut dan pendaftaran

Direktur : Yudhi Renata(085341870936)
Humas/Pemasaran : M. Muinul Haq (08975957602)

0 komentar:

Tips dan Trik Sukses Asistensi


Bismillahirrahmanirrahim .
                Tulisan ini terkhusus bagi Anda para mahasiswa yang disibuki dengan bejibun laporan yang harus diasistensi ke dosen. Lebih terkhusus lagi kepada teman-teman seperjuanganku di Politeknik Negeri ujung Pandang. Di tengah kesibukan organisasi yang begitu padat, juga jadwal kuliah yang sama padatnya, kamu masih harus meluangkan waktu yang lebih banyak lagi dari pada dua aktivitas itu untuk asistensi. Wah, terbayang gimana repotnya masa tak berseragammu. Saya nulis ini berdasarkan pengalaman pribadi yang hidup di dunia perkuliahan yang begitu menuntut. Bagaimana tidak ? di satu sisi kita di gembleng untuk bisa berpola pagi-malam, pergi pagi buta pulang malam-malam, untuk mengejar akademisi, meraih IP setinggi-tingginya, karena itu yang membuktikan bahwa kita “layak pakai”.  Di lain sisi kita juga dituntut untuk aktif berkecimpung di dunia organisasi, komunitas, atau kegiatan semacamnya di luar kegiatan akademik. Hal itu dinilai sangat penting agar mahasiswa mampu bersosialisasi dengan baik, melatih kemampuan manajemen tanpa teori, atau kemampuan menjadi leader yang begitu penting saat memasuki dunia kerja. Sungguh begitu menuntut kita para mahasiswa agar tak mudah lelah, punya kekuatan super untuk melakukan dua hal tersebut yang sama-sama menuntut. Ini belum cukup, sebab di antara rutinitas akademik, terdapat mata kuliah praktek yang menuntut lebih, mewajibkan laporan praktikum sebagai syarat lulus mata kuliah.
Dari sini mahasiwa harus kembali memutar otak mengatur manajemen kesehariaannya, karena laporan tersebut tidak hanya sekedar di buat, namun harus melewati deretan asistensi setiap babnya. Beruntung jika dosennya hanya satu, namun jika lebih kamu harus lebih cerdas memutar otak agar laporanmu cepat di “ACC” . Kamu harus mensiasati agar kata ACC cepat terpajang di lembar asistensimu. Masalah tebesar muncul karena jadwal asistensi yang tak menentu, kamu harus jeli melihat peluang, karena dosen akan meladeni kita untuk asistensi saat waktu mereka luang. Maka kita harus betul-betul memanfaatkan setiap waktu luang mereka, padahal kita pun tidak punya banyak waktu luang untuk menunggu mereka siap untuk meladeni asistensi. Maka dari itu saya menulis ulasan ini yang berisikan tips juga trik ampuh sukses asistensi dan sukses mendapatkan kata “ACC” di lembar asistensimu. Let’s Check it out . .  !!!
Pertama, jika Kamu berkelompok, kamu harus tahu karakter dan kesibukan kalian masing-masing, pilih salah seorang diantara kamu untuk menjadi leader, jangan sembarang pilih, atau saling menunjuk karena tak ingin terbebani. Ini sangat penting agar dapat mengontrol setiap laporan yang akan kalian asistensi, dan kesiapan anggota itu sendiri. Mungkin jika kalian perorangan akan lebih mudah, karena bekerja individual tanpa harus peduli terhadap rekan kalian, karena dia akan menyelesaikan laporan itu sendiri. Namun jika berkelompok, kalian harus kompak, bekerjasama demi selesainya laporan kalian. Maka setiap anggota kelompok harus saling mengerti dan mengetahui satu sama lain. Saling mengontrol satu sama lain, pembagian pengerjaan laporan pun harus merata, sehingga semua anggota kelompok terbebani sama rata. Begitupun ketika hendak asistensi, kalian harus saling menghubungi untuk hadir asistensi, karena jika tidak, salah satu teman kelompok kalian akan tidak hadir dan membuat masalah baru. Syukur jika dosen tidak mempermasalahkan ketidaklengkapan anggota kelompok, jika ia maka Anda gagal lagi dalam asistensi. Jadi kekompakan kalian dalam tim harus terjalin, pilih leader  yang mampu mengontrol, dan saling memahami agar asistensi kalian berjalan lancar.
Kedua, kamu harus mengetahui segala seluk-beluk mengenai dosen asistensi kalian. Amati segala kebiasaannya, dari tingkat kehadirannnya di kampus, waktu makannya, waktu jeda istirahatnya, waktu luangnnya, waktunya untuk shalat/beribadah, waktunya untuk pulang dan yang terpenting adalah waktu “mustajab” di“AAC”nya laporan. Ya, kamu harus tahu waktu “mustajab” itu, saat laporan kamu mudah diijabah ACC oleh dosen. Untuk mengetahui itu tentu tidak mudah, kalian harus betul-betul mengenalinya. Terkadang ada dosen yang mudah mengACC laporan saat pekerjaannya menumpuk, kalian harus hadir pada momen itu, memanfaatkan waktu itu agar laporanmu ACC.   Namun ada juga yang sebaliknya, justru marah jika lagi sibuk-sibuknya kerja sesuatu diganggu lagi dengan aisstensi, kamu harus tau betul tentang dia. Kamu harus tahu segala tentangnya, kebiasaannya, hal yang tidak dia sukai. Aku punya satu trik, tapi ini tidak berlaku untuk semua dosen. Jika suatu ketika Ia terlihat bersiap-siap untuk pergi, beranjak dari meja dosennya, kamu harus datang menghadapnya untuk asistensi. Pasang muka memelas, memohon tentu dengan cara yang sopan, agar Ia iba dan buru-buru mengasistensi laporanmu, Insya Allah akan diACC. Percaya deh, karena Dia lagi buru-buru mau pergi. Kamu harus pelajari trik ini.   Eh, dan mesti juga kalian menghafal plat nomor kendaraan dosen asistensi kalian, agar tahu dia ada di kampus atau tidak.   
Ketiga, jangan pernah bosan untuk menunggu. Ketika kamu sudah lelah menunggu sejak pagi hingga siang hari, jangan berandai bahwa hari ini dia tak berkesempatan untuk mengasistensi laporanmu. Tetaplah menunggu, siapa tahu sore dia bisa. Jangan pernah berpikir untuk pulang, tetap berpikir positif bahwa kamu bisa mengasistensi laporanmu hari ini. Memang bagian yang sulit bukan dipengerjaan laporannya, tapi di aktivitas menunggu dosen asistensi. Untuk asistensi saja kita mesti menunggu dan berlomba dengan mahasiswa lain yang juga ingin asistensi.
Keempat, jangan pernah asistensi saat dia sedang asyik berbicara dengan dosen lain. Ini akan berakibat fatal, karena rata-rata dosen tak ingin diganggu pada saat dia sedang mengobrol. Dosen akan langsung menganggap kalian kurang ajar atau tidak sopan, ini akan berakibat pada moodnya, seketika ia akan sinis kepadamu juga laporanmu dan pasti akan sulit untuk ACC. Sungguh, kamu harus cepat dan sigap, jika dosen asistensimu perempuan akan sangat berbahaya jika dosen perempuan lain menghampirinya untuk “ngerumpi”. Wah, kamu akan menunggu sangat lama untuk itu. Makanya kamu harus lebih sigap menghampirinya untuk asistensi, sebelum mereka membuat kalian menunggu sangat lama.  Jangan pula bertanya tentang asistensi saat dosen kalian sedang jeda shalat. Percaya deh .
Kelima, perhatikan penampilan kalian saat hendak asistensi. Jangan sekali-kali asistensi dengan penampilan “vulgar”nya mahasiswa. Kaos oblong, rambut gondrong, celana bolong, otak kosong, dan berbagai ong-ong lainnya. Apalagi menggunakan sandal jepit, dosen akan langsung muak denganmu. Usahakan berpenampilan rapi di depannya, munculkan wajah fresh jangan lusuh. Jaga senyummu, dan jika ia agak terbuka, ajak berkomunikasi, mengobrol dengan santai, kamu harus cerdas untuk dekat dengannya, seramah mungkin, agar tentunya asistensimu dapat berjalan lancar dan kata ACC dapat tertulis di lembar asistensimu.
Keenam, kamu harus berhati-hati dengan alasan dan “tipuan” dosen untuk menunda kalian asistensi. Dia mungkin akan menguji kesabaran kalian dengan berkata “sebentar dulu, saya baru datang, bla blab la “, atau berkata “ saya mau mengajar dulu”, “saya mau rapat”, “saya ada urusan di luar”, “tunggu sebentar”. Kamu harus bersabar dengan “cobaan” ini. Tetap tunggu ia hingga sore hari jika memungkinkan, dia mungkin hampir tidak lagi memikirkan waktu kalian luang atau tidak, yang pasti mereka ingin menyesuaikan waktu kosong mereka dengan waktumu untuk asistensi.
Ketujuh, tetap semangat . J

  Semoga tips dan trik ini dapat memantik kesuksesanmu dalam dunia perasistensian. Jangan pernah menyerah untuk kata ACC ! . J



Nama                    : M. Muinul Haq
Alamat                  : Kompleks Pesantren Darul Istiqamah pusat, Maros. Km. 25,5
Social Network      : FB : Muinulhaq, twitter : @muinulhaq 
Motto Hidup         : “ Ukir masa depanmu sejak dini, tata mimpi-mimpimu, dan bersemangatlah meraihnya, dan jika suatu saat kau tersendat, ingatlah bahwa Allah bersamamu”
Cita-cita                : Kontraktor Muslim – Direktur Utama dan Founder PT. Built IT, Penulis Fiksi Islam, Motivator . 

0 komentar:

Belajar Membenci

Belajar Membenci
Oleh : M. Muinul Haq

Aku membencimu !!!
Dan Dia. Juga Mereka .
Kalian semua . .
Aku muak dengan Kalian semua !!!
Kamu pertama, ,
Seperti burung yang berkicau sekenanya
Lalu lupa akan dirinya. Itu kamu !! Munafik !!
Dia,,
Kalian saudara kembar . Persis. Serupa.
Lain di mulut. Lain di hati. Lain di sikap.
PENGECUUTTT . .!!!!
Apalagi Mereka,,
Berkumpul bak gerombolan kuda nil.
Saling berbisik. Menghujat. Main belakang.
Ahh, , benci dengan semua itu !!
Dan Aku, ,
Lebih hina dari kalian semua.
Aku masih belia. Masih belajar membenci.
Bukan, ,
Bukan membenci Kalian. Tapi, ,

 Keburukan itu . .  

0 komentar:

DAPUR TOWR VI

DAPUR TOWR VI
Oleh      : M. Muinul Haq



Aku masih tidak percaya dapat menulis seperti ini. Bahkan hingga tulisan ini selesai, Aku masih tidak menyangka akan dapat seperti ini. Sungguh, rekaman akhir desember dan kenangan bersamanya dalam TOWR VI begitu menginspirasi. Setiap dorongan selalu hadir di benakku, berulang, seakan terus berkomat-kamit memotivasiku untuk terus menulis, membaca, bedakwah. “write your story, create your glory”, suatu petikan yang menggelitikku di awal, bahwa mengapa kita harus menciptakan kemenangan dengan menulis kisah kita ?. Toh, kita bisa menggapainya dengan menggenggam dunia lewat temuan kita, di bidang kita. Lalu hari demi hari Aku belajar banyak hal di dalamnya. Bahwa menulis adalah saat di mana kamu berkontribusi merekam jejak sejarah. Sejarah siapa ? tentu sejarah dirimu, bahwa kamu itu ada. Bukan hanya seonggok daging yang bernyawa lalu mati membangkai begitu saja, namun engkau berkontribusi dengan penamu, dengan tulisan tentang duniamu saat ini. Dan kelak akan menjadi pelajaran berharga bagi orang-orang di sekitarmu juga anak-anakmu dan diteruskan kepada cucu-cucumu. Itulah kemenanganmu. Aku masih terus bermimpi bahwa legenda pribadiku akan tercipta lewat menulis, semua berawal dari jejak-jejak basahku di TOWR VI Bantimurung.
Aku memandang TOWR dari satu sudut di bilik sebuah rumah bertemakan Islami. Rumah yang teduh, sederhana berlatarkan hamparan karst, banyak hijau menyelimutinya. Bilik di dalamnya merupakan sekat yang memisahkan dapur dengan ruang makan, terdapat satu celah selebar dua orang dewasa yang menghubungkannya. Penghuni rumah bergantian memasak dan menyediakan makanan, melewati bilik itu. Begitu ramah para penghuni rumah ini, sesekali mereka bercerita tentang indahnya berdakwah lewat hitam di atas putih, sebuah pena dan kertas menyelamatkan dunia dari mirisnya buta huruf dan mengajak orang untuk dekat dengan agamanya. TOWR adalah dapur itu sendiri, yang memiliki banyak komponen di dalamnya. Rumah itu tetap ada, namun dapur ini bertahan hanya tiga hari lamanya dalam setahun, anehkan ?, karena kita menginginkannya ada di setiap hari sepanjang tahun. Setiap materi kepenulisan adalah sebuah kompor, kuali dan sendok. Motivasi, semangat, ibadah, dan cinta adalah bumbu-bumbu penyedap milik penghuni rumah. Aku dan delapan puluh dua orang lainnya berada di dalam kuali bersama dengan pena dan lembaran kertas juga minat menulis kami. Melebihi warna pelangi, bahkan lebih beraneka dari bahan masakan. Kami memiliki warna masing-masing, dan mewakili bahan masakan yang beragam. Rentang waktu kami untuk masak pun berbeda-beda, serupa kentang dan kola tau lobak dan lengkoas. Kokinya tentu kakak-kakak panitia, penghuni rumah yang mondar-mandir melewati bilik itu.
Wah, terlihat kepiawaian kakak-kakak panitia dalam memasak, penghuni rumah yang tahu kapan mengecilkan api dan kapan membesarkannya, atau kapan memberi garam dan kapan memberi gula. Hujan, gerimis, dan kehangatan, kuali ini terasa begitu nyaman, sungguh, terasa ada ikatan yang kuat antara kami dan sang koki. Di dalam kuali ini kami bereaksi, bukan hal yang mudah untuk mematangkan diri, api TOWR akan terus ada di bawahnya, tinggal kita yang bereaksi, membaca, menulis, membaca lagi, menulis lagi, seolah ada harmoni yang mengaitkan keduanya.
Training Of Writing and Recruitment FLP SULSEL telah mewadahi kita, selama tiga hari dua malam lamanya, panitia telah membuat banyak jejak antara dapur dan ruang makan, belum lagi kepanikannya mencari tambahan bumbu di pasar, tak ada wajah lelah terpampang di wajah mereka, entah sehebat bagaimana mereka menyembunyikannya. Wajah berseri-seri, ramah, dan ikhlas begitu jelas saat mereka mengaduk kuali, memastikan semua bumbu-bumbu motivasi tercampur, sesekali dicicipnya tulisan kita dalam kuali, tak ada cibiran, hanya tambahan motivasi untuk berkarya lebih baik lagi, untuk tidak puas hanya sampai di situ.
Sekarang sebenarnya adalah waktu makan bagi mereka, panitia, mas Gegge dan yang lainnya untuk mencicipi tulisan-tulisan kita. Gurihkah ? Matangkah ? Renyah ? Asin mungkin ? atau masih hambar, sudah saatnya mereka mencicipi hasil jerih-payah tiga hari dua malam itu. Mas Gegge akan kembali memastikan bahwa api kita tetap ada, entah itu kecil maupun besar, yang pasti belum padam oleh hujan atau pemadam kebakaran yang menemui kita.
“Kita cek api semangatnya yaa . . “
“TOWR VI . . ”
“WRITE YOUR STORY, CREATE YOUR GLORY”
“FLP SULSEL”
“INSYA ALLAH BERJAYA”

Maaf ya kak, Aku masih harus dimasak. Belum matang dan masih terasa hambar.


0 komentar:

Manajemen “Jam Karet”

Manajemen “Jam Karet”
Oleh : M. Muinul Haq
                Aku menulis tentang  “jam karet” ini karena terlalu sering menjadi korbannya, juga terkadang menjadi pelakunya. Kita mungkin sepakat bahwa pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggu. Ya, menunggu memang melalap habis mood kita, membuang setiap waktu yang telah kita jadwal sedemikian rupa. Akibatnya, susunan kegiatan kita pada hari itu, seketika buyar, amburadul oleh “jam karet” pelaksana kegiatan yang sedang kita ikuti. Boleh jadi Indonesia yang merupakan salah satu penghasil karet terbesar di dunia juga menjadi pengguna “jam karet “ terbesar . Ini bisa jadi penelitian, apakah ada hubungan antara keduanya. Tak dapat dipungkiri budaya “jam karet” masih sangat kental di Negara kita. Mulai dari kalangan bawah, menengah hingga kalangan atas sekalipun masih memegang teguh kebiasaan buruk ini. Memang masih menjadi kelangkaan di Indonesia, orang yang konsisten terhadap waktu, masih begitu minim orang yang pandai mengatur waktu. Orang yang menghargai waktu masih sulit untuk didapat.
                Jalan keluar bagi kebiasaan buruk ini tentu adalah kesadaran pribadi. Setiap pribadi mesti sadar akan buruknya kebiasaan ngaret ini, dan berusaha untuk menjauhkan dirinya dari hal ini. Namun jika hanya menunggu hal ini disadari oleh semua orang tentu hanya seperti berkhayal buah yang lezat dari sebuah pohon, namun enggan merawat dan memberinya pupuk . Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan mengenalkan satu solusi akan hal ini. Meminimalisir “jam karet” dengan kebijakan ‘Iqob . Sebagian dari Anda mungkin sudah mengetahui hal ini. ‘Iqob adalah kebijakan pendendaan kepada seseorang yang melanggar suatu aturan yang telah ditetapkan. Jadi setiap orang yang terlambat alias masih menggunakan jam karet di tangannya, dia akan membayar ‘Iqob atau denda sesuai dengan kesepakatan yang berlaku. Jika kegiatannya berupa seminar, workshop, bedah buku dan semacamnya, jika kegiatan tersebut molor alias ngaret maka panitia wajib membayar ‘Iqob atau denda kepada peserta yang telah meluangkan waktunya untuk hadir. Memang diawal terkesan memaksa, materialism, atau semacamnya, namun ini bisa sedikit mengajari kita untuk menghargai waktu. Di organisasi saya, KAMMI Komisariat Politeknik Negeri Ujung Pandang, berlaku ‘Iqob bagi kader yang terlambat hadir dalam syuro atau rapat pekanan, maupun berhalangan hadir kecuali dengan uzur yang syar’I dan itu wajib untuk dikonfirmasi kepada PJ atau penanggung jawab syuro . Apa ‘Iqob yang telah kami sepakati ? . Yakni berupa sanksi keterlambatan lima ratus rupiah setiap lima menit keterlambatan dan hafalan surah tiga ayat. Pundi-pundi rupiah akan masuk ke KAS organisasi dan hafalan surah harus disetor ke murobbi masing-masing. Bagi yang tidak hadir dalam syuro tanpa member kabar kepada PJ wajib membayar ‘Iqob sebesar dua ribu upiah dan hafalan surah sebanyak lima ayat.

                Memang diawal diterapkannya menemui banyak hambatan, juga perselisihan, namun ini mengajarkan kita untuk peka terhadap pentingnya waktu. Allah telah menekankan ini dalam firman-Nya “ Demi Waktu”. Bahwa banyak manusia yang akan rugi terhadap waktu yang telah disediakan untuknya. Kita juga sering mendengar tentang sahabat yang ketika dilalaikan waktunya oleh pekerjaannya, entah itu kebunnya, ladangnya untuk menjawab seruan Allah untuk shalat, ia menyerahkan seluruh hasil kebunnya maupun ladangnya untuk islam. Karena mereka berpikir ini sebuah ‘Iqob  karena ngaret dalam menjawab seruan-Nya. Nah, kalau kita bagaimana ?, jangankan panggilan Allah, panggilan syuro, rapat, seminar, bedah buku saja yang waktunya telah disepakati jauh-jauh hari kita masih sering terlambat, kita masih setia menggunakan “jam karet” . Semoga kebijakan ‘Iqob ini bisa kita terapkan bersama, atau mungkin kita bisa modifikasi namun tetap pada satu tujuan pasti yakni agar kita semua bisa menghargai waktu. Seiring berjalannya waktu, kita akan terbiasa dengan ketepatan waktu karena ‘Iqob  ini. Dan lama kelamaan kesadaran itu akan tumbuh, kita tidak lagi ngaret bukan karena menyayangkan uang kita lepas atau kelelahan menghafal ayat, namun karena kesadaran bahwa waktu memang harus dimanfaatkan dengan baik. 

0 komentar:

Senyum natural :D

                Hemm, , kita sudah lama belajar, namun seringkali kita tidak peka untuk belajar pada hal-hal kecil di sekitar kita. Kita mungkin sering mendengar ungkapan tentang betapa pentingnya belajar. Belajar hingga ke negeri china, atau belajarlah walau itu dari mulut harimau sekalipun. Namun kali ini kita tidak akan belajar di china atau mengambil pelajaran dari mulut seekor harimau. Kita akan belajar sedikit dari keunikan suatu makhluk yang dijuluki manusia. Yansen sapanya, teman sekelas saya saat ini di Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang. Dia bukan seorang ilmuan yang meneliti dan menghasilkan ribuan penemuan, ataukah seorang petualang yang menjelajahi dunia sehingga melek pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya. Dia hanya mahasiswa biasa yang memiliki keunikannya tersendiri. Sungguh, pribadinya begitu unik, entah sejak kapan keunikannya ini muncul, yang pasti saat ini kami begitu menikmatinya. Keunikan dirinya terletak pada senyumnya .






 Dia menjadi terkenal di kampus karena senyumnya ini. Bahkan senior menciptakan sorakan untuknya, saat disebut namanya kita semua harus serentak menjawab “ TETAP SENYUM SENIOR”. Entah bagaimana orang lain menilai atau memandang senyumnya itu, maniskah ?, khaskah ?, anehkah ?, namun aku memiliki pandangan lain akan senyumnya. Aku sempat tidak enak hati ikut tertawa karena julukan “senyum terus-menerus” seperti melekat di dirinya, orang-orang mungkin menyadari bahwa Yansen selalu tersenyum yang hampir mirip tertawa padahal tidak ada sesuatu yang mendasarinya. Mungkin saja Yansen memiliki sesuatu tersendiri untuk dia senyumi atau tertawakan di benaknya, yang kita tidak tahu akan hal itu. Sehingga senyumnya itu terus melekat, merekah, tak peduli situasi apapun, dia hanya terus tersenyum dengan indahnya. Dan Aku melihat pelajaran berharga dari keunikannya ini, tentu tentang betapa mulianya senyum .
                Kita yang muslim tentu pernah mendengar tentang keutamaan senyum. Senyum adalah sedekah, kita mungkin sudah tahu sejak dulu. Namun orang yang kita belajar padanya ini adalah seorang kristiani, entah apakah di agamanya juga terdapat keutamaan senyum, namun yang pasti dia mengajak kita untuk menebar senyum. Senyum yang tulus, ikhlas, tanpa memandang siapa yang kita beri “sedekah” . Bahkan saat suasana hati kita sedang kacau, sedih, atau marah sekalipun. Pernah suatu ketika kita semua sedang berdebat tentang suatu hal, lalu kemudian Yansen datang mengungkapkan pemikirannya sambil terus tersenyum, hal itu membuat saya ikut tersenyum sambil sedikit menahan tertawa, suasana yang tadinya tegang seketika mencair. Sekali lagi senyumnya meneduhkan kami semua.
Kita dapat belajar darinya bahwa senyum yang kita tebar harus senatural mungkin, tanpa niatan aneh apapun, spontan dari hati yang menggerakkan bibir agak melebar naik, mulut agak terbuka, tak peduli gigi kita bagus atau tidak, agar orang-orang disekitar kita yang melihatnya dapat teduh, tenang kembali.

Eh, terakhir foto di atas itu hanya kebetulan saja dia tersenyum, aku mengambil foto ini agar sinkron dengan pembahasan saya, hehehe, entah kenapa jika berpose di depan kamera dia urung untuk melihatkan senyum manisnya, eh manisnya salah ucap :D . 

0 komentar:

Rekam Jejak Basah

Rekam Jejak Basah
Oleh : M. Muinul Haq

                Rindu itu kembali memuncak saat melihat potongan-potongan jejak itu, saat basah memenuhi ruang rindu juga pertemuan kita. Saat itu aku hanya agresif mengajak kalian melepas penat. Begitu rapi hinggap di benak kita oleh sekelumit tugas menyebalkan gambar teknik. Tidak begitu menyebalkan sih, karena kami menyelinginya dengan canda, tawa yang menggelitik, juga persahabatan yang begitu kental. Belum sampai satu semester kita bersua di sini, namun kekentalan persahabatan ini serupa dipupuk belasan tahun lamanya, begitu memesona, sedap dipandang. Bagaimana tidak ?, di setiap sisi ruang pertemuan kita selalu dibumbuhi senyum manis, keceriaan bebalut tawa ringan nan gurih, tak ada air mata setetespun. Jejak ini terus kita rekam, agar kelak keceriaan ini berganti haru yang menyejukkan dan menjadi pelajaran berharga bagi anak cucu kita tentang arti sebuah persahabatan, pertemanan, kesetiaan, dan betapa indahnya kebersamaaan dalam meraih cita-cita.
Kini kuajak kalian merekam jejak basah saat jeda ini. Melupakan sejenak rutinitas begadang disibuki tugas yang enggan usai. Beberapa dari kalian mungkin urung untuk pergi, namun Aku tetap menunggu di kotaku, di balkon rumahku. Rintik sudah usai sejak semalaman suntuk, menyisakan genangan di beberapa permukaan yang serupa mangkok. Sesekali kuintip jalan itu, berharap kalian segera muncul, agar kita bisa mulai membuat jejak, di sini, di kotaku, yang bagiku serupa bilik antar ruang yang keindahannya hanya dirasakan oleh mereka yang memakai hatinya, dan kini akan kuajak kalian menyimak salah satu sisi di rumah dunia nyata kita, di dalam bilik kota Maros. Bantimurung, dengan filosofisnya membanting kemurungan, harapku dapat membanting semua penat kita, menggantinya dengan keceriaan, yang akan kita rekam bersama, jejak-jejak basah kita di setiap sudut wahananya. 









Dan kini, aku hanya akan terus mengajak kalian untuk me-list jadwal trip kita selanjutnya, merekam setiap jejak-jejak hangat kita, hanya di pulau yang menyerupai abjad K berkelok, di rumah kita, di kamar-kamar kita, di setiap bilik-bilik kita, kuharap cinta ini akan terus ada, tak peduli situasi sedang kacau, tak peduli suasana sedang muram, persahabatan ini akan terus mengental, tak akan cair, karena dia ada jauh tersimpan rapi di hati-hati kita. Akan terus kuabstrakkan memori jejak ini, hingga kelak kita hanya dapat tertawa dan menangis sendu bernostalgia menikmati kecemerlangan persahabatan ini.

0 komentar:

Copyright © 2012 MUDA INOVATIF.